Template by:
Free Blog Templates

Monday, April 2, 2012

cms (content management system)

Sistem manajemen konten (Inggris: content management System, disingkat CMS), adalah perangkat lunak yang memungkinkan seseorang untuk menambahkan dan/atau memanipulasi (mengubah) isi dari suatu situs Web. Umumnya, sebuah CMS (Content Management System) terdiri dari dua elemen:
  • aplikasi manajemen isi (Content Management Application, [CMA])
  • aplikasi pengiriman isi (content delivery application [CDA]).
Elemen CMA memperbolehkan si manajer isi -yang mungkin tidak memiliki pengetahuan mengenai HTML (HyperText Markup Language)-, untuk memenej pembuatan, modifikasi, dan penghapusan isi dari suatu situs Web tanpa perlu memiliki keahlian sebagai seorang Webmaster. Elemen CDA menggunakan dan menghimpun informasi-informasi yang sebelumnya telah ditambah, dikurangi atau diubah oleh si empunya situs web untuk meng-update atau memperbaharui situs Web tersebut. Kemampuan atau fitur dari sebuah sistem CMS berbeda-beda, walaupun begitu, kebanyakan dari software ini memiliki fitur publikasi berbasis Web, manajemen format, kontrol revisi, pembuatan index, pencarian, dan pengarsipan.

Perangkat lunak CMS

 

Pemanfaatan CMS:

  • Situs web perusahaan, bisnis, organisasi atau komunitas.
  • Portal
  • Galeri foto
  • Aplikasi E-Commerce.
  • Mengelola website pribadi / blog.
  • Situs web pembelajaran daring (Inggris: e-learning)
  • Dan lain-lain.
  • /////

 

sumber :  Wikipedia



IP ADDRESS v4 & v6

Pembagian Kelas IP Address
Jumlah IP address yang tersedia secara teoritis adalah 255x255x255x255 atau sekitar 4 milyar lebihyang harus dibagikan ke seluruh pengguna jaringan internet di seluruh dunia. Pembagian kelas – kelas ini ditunjukan untuk mempermudah alokasi ip, baik untuk jaringan tertentu atau untuk keperluan tertentu.
Ip address dapat dipisahkan menjadi 2 bagian, yakni bagian network (net ID) dan bagian host (host ID). Net ID berperan dalam identifikasi suatu network dari network yang lain, sedangkan host ID berperan untuk identifikasi host dalam suatu network. Jadi, seluruh host yang tersambung dalam jaringan yang sama memiliki net ID yang sama. Sebagian dari bit-bit bagian awal dari IP Address merupakan network bit/network number, sedangkan sisanya untuk host. Garis pemisah antara bagian network dan host tidak tetap, bergantung kepada kelas network. IP address dibagi ke dalam lima kelas, yaitu kelas A, kelas B, kelas C, kelas D dan kelas E. Perbedaan tiap kelas adalah pada ukuran dan jumlahnya. Contohnya IP kelas A dipakai oleh sedikit jaringan namun jumlah host yang dapat ditampung oleh tiap jaringan sangat besar. Kelas D dan E tidak digunakan secara umum, kelas D digunakan bagi jaringan multicast dan kelas E untuk keprluan eksperimental. Perangkat lunak Internet Protocol menentukan pembagian jenis kelas ini dengan menguji beberapa bit pertama dari IP Address. Penentuan kelas ini dilakukan dengan cara berikut :
Bit pertama IP address kelas A adalah 0, dengan panjang net ID 8 bit dan panjang host ID 24 bit. Jadi byte pertama ip addres kelas A mempunyai range dari 0-127. Jadi pada kelas A terdapat 127 network dengan tiap network dapat menampung sekitar 16 juta host (255x255x255). IP address kelas A diberikan untuk jaringan dengan jumlah host yang sangat besar.
Class A
 Format : 0nnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh.hhhhhhhh
 Bit pertama : 0
 Panjang NetID : 8 bit
 Panjang HostID: 24 bit
 Byte pertama : 0 – 127
 Jumlah Kelas : 128 (2 7) (0 dan 127 dicadangkan)
 Range IP : 1.xxx.xxx.xxx sampai 126.xxx.xxx.xxx
 (1. 0 . 0 . 1 s/d 1.255.255.254)
 …
 (126. 0 . 0 . 1 s/d 126.255.255.254)
 Jumlah Host : 16.777.214 (2^24-2)IP pada setiap Kelas A
 Dekripsi : Diberikan untuk jaringan dengan jumlah yang besar.
Class B
 Format : 10nnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh.hhhhhhhh
 Bit pertama : 10
 Panjang NetID : 16 bit
 Panjang HostID: 16 bit
 Byte pertama : 128 – 191
 Jumlah Kelas : 16.384 (214)
 Range IP : 128.0.xxx.xxx sampai 191.255.xxx.xxx
 (128. 0 . 0 . 1 s/d 128. 0 .255.254)
 …
 (191.255. 0 . 1 s/d 191.255.255.254)
 Jumlah Host : 65.534 (2^16-2)IP Address pada setiap kelas B
 Deskripsi : Dialokasikan untuk jaringan besar dan sedang
Class C
 Format : 110nnnnn.nnnnnnnn.nnnnnnnn.hhhhhhhh
 Bit pertama : 110
 Panjang NetID : 24 bit
 Panjang HostID : 8 bit
 Byte pertama : 192 – 223
 Jumlah Kelas : 2.097.152 (221)
 Range IP : 192. 0 . 0 .xxx sampai 223.255.255.xxx
 (192. 0 . 0 . 1 s/d 192. 0 . 0 .254)
 …
 ( 223.255.255. 1 s/d 223.255.255.254 )
 Jumlah Host : 254 (28 – 2)IP Address pada setiap Kelas C
 Deskripsi : Digunakan untuk jaringan berukuran kecil
Class D
 Format : 1110mmmm.mmmmmmm. mmmmmmm. mmmmmmm
 Bit pertama : 1110 – 11110111
 Bit multicast : 28 bit
 Byte inisial : 224 – 239
 Deskripsi : Kelas D digunakan untuk keperluan IP multicast (RFC 1112)
Class E
 Format : 1111rrrr.rrrrrrrr. rrrrrrrr. rrrrrrrr
 Bit pertama : 1111
 Bit cadangan : 28 bit
 Byte inisial : 240 – 255
 Deskripsi : Kelas E adalah kelasyang dicadangkan untuk keperluan
eksperimental (research).


Perbedaan IP Versi 4 Dan IP Versi 6

IP address atau alamat IP adalah sesuatu yang digunakan oleh perangkat keras sebagai identitas agar dapat berkomunikasi dengan perangkat keras lain dalam satu jaringan yang sama. Agar komunikasi antar perangkat keras itu dapat dilakukan dengan lancar dan bebas dari kesalahan, maka tidak diijinkan ada lebih dari satu IP address yang sama dalam satu jaringan.
IP address bisa dianalogikan sebagai alamat sebuah rumah atau bangunan, yang digunakan agar orang bisa dengan mudah menemukan rumah atau bangunan yang dicari. Bisa dibayangkan bagaimana bila ada lebih dari satu alamat yang sama dalam suatu daerah, pasti akan sangat sulit untuk bisa menemukan rumah atau bangunan yang benar.
IP address dibuat dan dikelola oleh satu badan yang disebut Internet Assigned Numbers Authority (IANA), yang kemudian diberikan kepada badan-badan registrasi regional yang lebih kecil untuk kemudian diberikan kepada perusahaan-perusahaan Penyelenggara Jasa Internet (Internet Service Providers/ISP) atau perusahaan-perusahaan lain yang diberi hak untuk mengelola IP baik untuk perusahaan itu sendiri maupun pihak-pihak lain.
Saat ini, Internet Protocol (IP) memiliki dua versi yang digunakan, yaitu versi 4 (IPv4) dan versi 6 (IPv6), tapi sebenarnya keseluruhan ada 10 versi format IP, mulai dari versi 0 sampai versi 9. Versi-versi lain selain versi 4 dan 6 sudah tidak digunakan lagi.
Perbedaan antara kedua versi IP tersebut (versi 4 dan 6) adalah pada format yang digunakan, IPv4 menggunakan format 32 bits, sedangkan IPv6 menggunakan format 128 bits. Dengan demikian, jumlah total IP address dalam versi 4 (IPv4) jauh lebih sedikit dibandingkan dengan versi 6 (IPv6). Jika dalam IPv4 ada 232 IP address, atau sama dengan 4.294.967.296 IP, maka di IPv6 ada 3,4 x 1038 IP address, atau sama dengan 340.282.366.920.938.463.463.374.607.431.768.211.456 IP address…saya sampai kesulitan menyebutkan jumlah tersebut.
Format Penulisan IPv4
Cara penulisan IP address versi 4 ini adalah seperti yang biasa kita gunakan, disebut sebagai “Dotted Format”, IP address di bagi menjadi 4 bagian yang masing-masing bagian terdiri dari 8 bit atau 1 byte: aaa.bbb.ccc.ddd. Masing-masing bagian 8 bit (1 byte) itu disebut oktet (octet), karena terdiri dari 8 digit dalam format binary.
Masing-masing oktet, bisa memiliki 256 angka yang berbeda (0 – 255), sehingga secara keseluruhan ada 2564 atau sama dengan 4.294.967.296 IP. Lebih jauh mengenai IP address versi 4 ini dapat anda lihat dalam artikel saya mengenai IPv4.
Format Penulisan IPv6
Cara penulisan IP address versi 6 sangat berbeda dengan versi 4, format sebenarnya dari IPv6 adalah 8 kelompok yang masing-masing terdiri dari 4 digit heksadesimal (hexadecimal), dan dipisahkan oleh tanda titik-dua (:) antara satu kelompok dengan kelompok lainnya, sebagai contoh: fe80:0000:0000:0000:02c0:26ff:fe62:421c adalah bentuk dasar IP address versi 6 (IPv6).
Apabila ada kelompok empat digit yang terdiri dari empat angka nol (0000), maka bisa di tulis dengan dua lambang titik-dua berurutan (::), dan angka nol di depan masing-masing kelompok 4 digit heksadesimal pun bisa diabaikan. Sebagai contoh:
fe80:0b50:0000:f512:02c0:26ff:fe62:421c bisa ditulis dengan
fe80:b50::f512:2c0:26ff:fe62:421c.

Semoga bermanfaat..

Domain Name System BIND

DNS atau domain name system, mungkin banyak orang-orang yang sudah mendengarnya, tapi belum terlalu mengetahui sebenarnya makhluk apa ini. dalam tulisan ini saya ingin menuangkan pengetahuan saya mengenai dns. saya sendiri hanya mendapatkan pengetahuan mengenai dns ini dari hasil membaca-baca internet, semoga dapat membantu.

DNS atau domain name system adalah sistem penamaan yang terdapat pada jaringan komputer / internet yang sekarang. Pada awalnya konsep sistem penamaan ini digunakan untuk mempermudah pengaksesan devais atau komputer melalui jaringan. dengan adanya jaringan komputer maka setiap komputer akan memiliki alamat yang unik (ip address) untuk saling berhubungan. Name server adalah server yang menyimpan data mapping nama komputer dengan alamat ipnya. Konsep penamaan ini memungkinkan komputer atau devais untuk saling berhubungan menggunakan penamaan tertentu (menggunakan kata), sebagai ganti dari alamat fisik dari komputer atau devais tersebut. bagi manusia sistem penamaan ini memudahkan untuk menghafalkan alamat-alamat komputer yang biasa atau ingin di akses, dibandingkan jika manusia harus menghafalkan alamat ip address masing-masing komputer. misalkan akan lebih mudah bagi kita untuk menghafal itb.ac.id dari pada 167.205.1.34, apalagi jika jumlah yang harus kita hafalkan lebih banyak. dengan mengetahui alamat ip address name server maka komputer kita dapat mengakses komputer lain pada jaringan internet menggunakan namanya. komputer akan meminta server untuk menterjemahkan nama menjadi ip address dari komputer lain yang ingin di akses.

Dengan penjelasan tersebut maka name server memiliki 2 fungsi utama yaitu :

1. Mentranslasikan penamaan komputer (domain name) menjadi alamat ip address
2. Mentranslasikan alamat ip address menjadi penaamaan komputer (domain name)
Pada awalnya mungkin hanya dibutuhkan 1 buah name server yang berguna untuk melakukan proses translasi di atas. Namun dengan semakin banyaknya pengguna server dan semakin banyaknya data penamaan yang disimpan dalam server maka beberapa masalah timbul antara lain :

1. semakin banyak data yang disimpan maka akan semakin lama pula proses yang dibutuhkan untuk melakukan pencarian data. apabila hal ini terjadi pada name server maka proses translasi yang kita butuhkan menjadi semakin lama.
2. semakin banyaknya komputer yang menggunakan name server mengakibatkan beban yang lebih berat terhadap server. maka dibutuhkan cara untuk menyebar beban melalui beberapa server
3. semakin banyaknya data juga akan berpengaruh terhadap proses pengaturan yang dilakukan, tentu saja pada satu waktu akan lebih mudah untuk melakukan pengaturan data yang lebih sedikit. ini dapat diatasi dengan menyebar wewenang (mendelegasikan) pengaturan penaaman.
karena itulah muncul Domain Name System pada Internet yang sekarang kita gunakan :) .
Domain Name System merupakan implementasi khusus dari konsep name server yang dioptimalkan untuk kondisi yang berlaku di internet.






sistem delegasi DNS


sistem penamaan DNS dimulai dari root . kemudian diikutin oleh top level domain (yang diatur oleh ICANN).
berikut ini merupakan beberapa contoh dari top level domain.
Generic Top Level Domains (gTLD) .com, .edu, .net, .org, .mil etc.
Country Code Top Level Domain (ccTLD) e.g. .us, .ca, .tv , .uk etc.
sistem delegasi, seperti yang sudah dijelaskan adalah mekanisme pembagian wewenang sesuai konsep DNS. wewenang untuk gTLD dimiliki oleh beberapa pihak yang disebut registry, sedangkan wewenang untuk ccTLD dimiliki oleh masing-masing negara. masing-masing negara memiliki kewenangan untuk melakukan pengaturan penamaan didepan ccTLDnya masing-masing.
Misalnya us mengatur penamaannya sesuai dengan nama provinsi atau state sebagai berikut:
.ny.us
.md.us
yang merupakan nama yang diberikan untuk new york dan maryland.
sedangkan negara kecil seperti inggris memilih untuk membaginya berdasarkan segmen-segmen fungsi misal
co.uk
ac.uk
yang merupakan nama untuk company dan academik
apa yang dimaksud secara umum dengan domain name adalah gabungan dari nama-tertentu diikuti top level domain. sebagai contoh sebuah domain name adalah ganteng.com ini merupakan gabungan dari ganteng dan .com. .com merupakan salah satu generic top level domain gTLD sedangkan ganteng merupakan bagian nama domain. kombinasi domain name ini dituliskan dengan level paling tinggi di sebelah kanan dan level domain yang lebih rendah di sebelah kiri.

Samba


Apa itu Samba ?
Samba merupakan serangkaian aplikasi unix yang berkomunikasi dengan protokol
Server Message Block (SMB), yang dikembangkan oleh Andrew Tridgell yang
selanjutnya sampai saat ini banyak dibantu oleh para programmer d internet dengan tetap
di supervisi oleh Andrew Tridgell. SMB adalah protokol komunikasi data yang juga
digunakan oleh Microsost dan OS/2 untuk menampilkan fungsi jaringan client-server
yang menyediakan sharing file dan printer serta tugas-tugas lainya yang berhubungan.
Samba server memungkinkan komputer-komputer Unix/Linux melakukan sharing file
dan printer dengan komputer windows bukan hanya dengan komputer-komputer
Unix/Linux sendiri. Beberapa fungsi yang disediakan Samba server yaitu sbb:

􀀀 Sharing file/direktori antar Unix/Linux dengan windows client
􀀀 Sharing printer pada Samba server dengan windows client
􀀀 Memudahkan proses network browsing
􀀀 Menydiakan proses Autentikasi komputer windows client ketika login ke Windows
domain
􀀀 Menyediakan dan membantu proses netbios name resolution dengan Windows Internet
Name Service (WINS) name-server resolution
Sebagaimana telah disebutkan bahwa Samba merupakan serangkaian aplikasi yang juga
meliputi aplikas client maka samba juga menyediakan tools client untuk
memungkinkannya user-user pada sistem Unix/Linux mengakses direktori dan printer
yang terdapat pada sistem windows dan Samba server melalui jaringan.
Selain tools client, pada Samba juga terdapat beberapa aplikasi server diantaranya yaitu
smbd dan nmbd.
smbd adalah aplikasi server atau daemon yang menangani proses sharing file/direktori
dan printer, juga menangani proses autentikasi dan otorisasi dengan SMB client.
nmbd adalah aplikasi server atau daemon yang mendukung Netbios name service dan
WINS , yang juga membantu proses network browsing pada windows client.
Samba didistribusikan sebagai aplikasi open source dengan lisensi GPL (Gnu Public
License). Sampai saat ini (ketika penulis menulis artikel ini) Samba telah sampai pada
versi 3.0.14a.
Istalasi Samba
Sebelum kita menginstal Samba tentunya bagaimana kita memperoleh kode sumber
Samba ? Samba server telah menjadi standar aplikasi yang disediakan dalam semua distro
linux, namun jika kita ingin mendapatkan versi terbaru dan stabil ada baiknya kita
downloade kode sumbernya melalui official sitenya di www.samba.org atau dapat juga
di http://us1.samba.org/samba/ftp/samba-3.0.14a.tar.gz.
Setelah mendapatkan kode sumber Samba mari kita lakukan tahapan ekstrak, konfigurasi,
kompilasi dan instalasi Samba sebagai berikut :
# tar -xzvf samba-3.0.14a.tar.gz
perintah ini akan melakukan pengekstrakan kode sumber samba yang terkompresi, pada
perintah tersebut diasumsikan kode sumber Samba terdapat pada current directory.
# cd samba-3.0.14a
#./configure --with-smbwrapper --with-smbmount \
--with-msdfs --with-syslog --with-utmp
# make
# make install
Jika proses kompilasi dan instalasi berhasil maka secara default samba akan diinstall pada
direktori /usr/local/samba kecuali jika menyertakan option --prefix, lihat isi direktori
tersebut untuk memastikan.
# ls /usr/local/samba/
. .. bin include lib man private sbin swat var
Konfigurasi Samba sebagai File server dan PDC
Untuk selanjutnya kita akan melakukan konfigurasi Samba server agar dapat menjadi File
server dan PDC (Primary Domain Controller). Sebenarnya konfigurasi samba tidak hanya
untuk sebatas itu tetapi dalam artikel ini penulis akan memfokuskan konfigurasi Samba
server sebagai File server dan PDC , yaitu dimana setiap user (user sistem linux yang
terdaftar sebagai user Samba server) akan memiliki folder atau direktorinya masingmasing
di Samba server (sistem Linux) yang dapat diakses dari jaringan melalui
komputer windows. Dan juga setiap user dapat logon ke domain melalui komputer
windows yang manapun dalam jaringan windows tersebut, dimana proses autentikasi dan
otorisasinya disediakan oleh Samba server sebagai domain controller utama dalam
domain tersebut. Di samping itu setiap user Samba yang login melalui komputer
windows (windows NT/2000/XP) akan memiliki profile yang tersimpan pada Samba
server sehingga ketika user tersebut berhasl login ke domain melalui komputer lainnya
akan selalu menggunakan profilenya yang sudah tersimpan pada Samba server, hal ini
akan memudahkan user mengakses file dan direktori nya dari manapun dalam jaringan
dan tetap serasa pada komputernya sendiri meskipun logon ke domain melalui komputer
yang berbeda.
Untuk maksud tersebut maka kita perlu melakukan konfigurasi Samba. Untuk konfigurasi
samba dapat kita lakukan dengan mengedit file konfigurasi samba yang sudah ada pada
direktori /usr/local/samba/lib, tetapi jika pada direktori tersebut pada saat instalasi tidak
ada (tidak dibuatkan) maka kita harus membuatnya sendiri atau bisa juga mencontoh dari
konfigurasi default. Dalam artikel ini penulis akan membuat sendiri karena pada saat
instalasi tidak ada. Untuk itu kita buat file konfigurasi samba yang kita letakkan dalam
direktori /usr/local/samba/lib dengan nama file smb.conf. Isi file smb.conf untuk skenario
dalam artikel ini adalah sebagai berikut:
[global]
netbios name = toltec
workgroup = METRAN
encrypt passwords = yes
domain master = yes
local master = yes
preferred master = yes
os level = 65
security = user
domain logons = yes
logon path = \\%L\profiles\%u\%m
logon drive = H:
logon home = \\%L\%u\.win_profile\%m
time server = yes
add user script = /usr/sbin/useradd -d /dev/null -g 100
-s /bin/false -M %u
[netlogon]
path = /usr/local/samba/lib/netlogon
writable = no
browsable = no
[profiles]
path = /usr/local/samba/lib/roaming
browsable = no
writable = yes
create mask = 0600
directory mask = 0700
[homes]
read only = no
browsable = no
guest ok = no
map archive = yes
Pada file konfigurasi samba server tersebut tediri dari konfigurasi global yang ditandai
dengan [global]. Pada section konfigurasi global terdapat parameter netbios name ,
parameter ini menentukan nama host samba server dalam contoh ini kita beri nama toltec.
Parameter workgroup menentukan nama workgroup atau domain dimana Samba server
berada, dalam contoh ini kita beri nama workgroup/domain dengan metran. Agar Samba
server menjadi master browser maka parameter domain master, local master dan
preferred master di set yes. parameter os level diset dengan angka 65 (biasanya diset
dengan angka lebih besar dari os level sistem lainnya dalam domain) untuk
memenangkan pemilihan master browser dalam domain. Parameter security diset dengan
nilai user agar Samba server memerlukan username dan password dalam mengakses
samba. Agar samba server menangani proses logon ke domain maka parameter domain
logon diset yes. parameter berikutnya yaitu logon path , parameter ini mengatakan
kepada samba server dimana samba harus meletakkan roaming profile dari sistem
windows NT/2000/XP. %L dan %u akan diganti oleh Samba server dengan nama server
samba dan nama user yang akan logon domain. Sedangkan %m oleh samba akan diganti
dengan nama komputer (netbios name) client yang digunakan oleh user untuk logon ke
domain. parameter logon drive = H: , artinya home directory user yang ada pada Samba
server akan di mapping sebagai drive H: pada komputer client. parameter logon home
didefinisikan untuk menunjukan lokasi home directory dan roaming profile sistem
windows 95/98/ME.
Pada file konfigurasi samba juga terdapat tiga buah share atau section konfigurasi, yaitu
netlogon, profiles, dan homes, yang masing-masing share ditandai dengan [netlogon],
[profiles], [homes].
Pada share atau section [netlogon] tedapat beberapa definisi parameter. Parameter path
menentukan lokasi direktori share netlogon, pada contoh ini penulis mendefinisikan
parameter path dengan /usr/local/samba/lib/netlogon. Direktori netlogon ini nantinya
akan menjadi repositori script atau file yang akan dieksekusi pada saat logon ke domain
yang biasanya disebut dengan logon script. Masih pada share netlogon, parameter
writable = no, menyebakan user tidak dapat menulis ke directori
/usr/local/samba/lib/netlogon. Dan parameter browsable = no, parameter ini menyebakan
user tidak dapat melihat share tersebut.
Share berikutnya yaitu [profiles] , share ini digunakan oleh windows NT/2000/XP untuk
menyimpan roaming profile. Pada share terdapat parameter path yang menunjukkan
lokasi direktori pada samba server yang nantinya digunakan untuk menyimpan roaming
profile setiap user yang logon ke domain dari komputer client dengan sistem windows
NT/2000/XP .
Share lain berikutnya yaitu [homes], share ini menunjukkan home direktori user pada
samba server yang hanya akan tampak oleh user masing-masing. Share ini diperlukan
agar parameter logon home dan logon drive berfungsi.
Membuat direktori netlogon dan roaming pada sambar server
Sebagaimana konfigurasi samba yang telah kita buat, maka agar share [netlogon] dan
[profiles] bekerja maka kita harus membuat dahulu direktori-direktori yang telah kita
sebutkan dalam konfigurasi share netlogon dan profiles, lakukanlah perintah-perintah
berikut ini untuk maksud tersebut.
# mkdir /usr/local/samba/lib/netlogon
# chmod 775 /usr/local/samba/lib/netlogon
# mkdir /usr/local/samba/lib/roaming
# chmod 777 /usr/local/samba/lib/roaming
Mengaktifkan samba server
Setelah selesai seluruh proses diatas, maka tiba saatnya kita mengaktifkan samba server
guna menguji konfigurasi yang telah kita buat. Untuk mengaktifkan samba server maka
dapat kita lakukan dengan mengeksekusi server-server samba sebagai berikut :
# /usr/local/samba/sbin/smbd -D
# /usr/local/samba/sbin/nmbd -D
Menambahkan Account komputer
Agar komputer windows NT/2000/XP dapat berinteraksi dengan domain, maka komputer
windows NT/2000/XP harus menjadi member domain. Member domain dapat diterapkan
dengan menggunakan account komputer yang juga sama dengan account user dan
memungkinkan domain controller menyimpan informasi komputer yang mana dalam
jaringan yang di autentikasi.
Untuk membuat account komputer pada samba server harus login sebagai user root
tentunya, pertama buatlah user sistem pada samba server (ingat bukan user samba tetapi
user sistem linux) , sebagai berikut :
# useradd -d /dev/null -g 100 -s /bin/false -M risma$
Pada perintah diatas , kita akan membuat user account risma pada sistem linux di Samba
server , account ini hanya dibuat agar kita dapat membuat account komputer pada samba
server, jadi langkah ini harus dilakukan. Berikutnya membuat account komputer sebagai
user samba server untuk komputer dengan nama (netbios name) risma, sebagai berikut:
# /usr/local/samba/bin/smbpasswd -a -m risma$
Added user risma$.
Untuk membedakan account user dengan account komputer harus diberi akhir tanda
dollar ($) pada nama komputer yang akan menjadi member domain.
Ketika komputer windows NT/2000/XP ingin join ke domain maka kita memerlukan
account user administrator samba server untuk proses otorisasi komputer member. Untuk
itu kita akan menambahkan user samba (ingat user samba tentunya harus terdaftar
dahulu sebagai account user sistem linux) , caranya sebagai berikut.
# /usr/local/samba/bin/smbpasswd -a root
Pada perintah diatas kita sengaja menggunakan account root untuk kemudahan saja
meskipun sebenarnya bisa juga user lainnya pada sistem linux kita jadikan sebagai user
administrator samba.
Menambahkan account user
Account user samba haruslah terdaftar juga sebagai user sistem linux, otomatis user
samba tersebut memiliki home direktory pada samba server yang nantinya akan di
mapping ke drive H: pada komputer client ketika user tersebut logon ke domain melalui
komputer pada jaringan. Untuk menambahkan user samba lakukan langkah sebagai
berikut :
# useradd -d /home/henry -s /bin/bash -g users -m henry
# /usr/local/samba/bin/smbpasswd -a henry
New SMB password:
Retype new SMB password:
Perhatikan pada saat membuat user sistem untuk group utama user tersebut jangan
menggunakan nama group yang sama dengan nama usernya.
Konfigurasi Windows XP untuk join ke Domain Controller (PDC)
Samba
Jika Samba server telah dikonfigurasi dengan benar sebagai domain controller (PDC) ,
maka langkah selanjutnya sekaligus pengujian apakah samba server dapat berfungsi
sebagai PDC adalah melakukan konfigurasi di sisi windows client (dalam contoh ini
adalah Windows XP Professional). Untuk itu ikutilah langkah-langkah berikut ini :
Langkah pertama yang harus kita lakukan adalah melakukan konfigurasi Network
windows (di asumsikan untuk konfigurasi IP & Netmask sudah dilakukan dengan benar)
- Network identification, untuk langkah berikut ini tentunya kita harus login pada
komputer windows sebagai user administrator sistem windows XP. Untuk mengawali
langkah pertama ini pilih menu control panel pada main menu seperti tampak pada
gambar berikut ini:

 Gambar-1. Menu Control Panel


Gambar-2. Window Control Panel

 Setelah muncul window control panel pilihlah menu Network and Internet
Connections .


Gambar-3. Window Network and Internet Connections

 Pada gambar-3 selanjutnya kita pilih menu Network Connections .

Gambar-4. Window Network Connections

 Pada gambar-4 selanjutnya kita pilih menu Advanced | Network Identification… yang
ada pada menu bar window network connections seperti tampak pada gambar-5.

Gambar-5. Menu Network Identification…

Gambar-6. Window Network Identification

Pada gambar-6 selanjutnya kita tekan tombol Change….., maka akan muncul window
seperti pada gambar-7.


Gambar-7. Window Computer Name Changes

 Pada gambar-7, kita harus mengisi atau menentukan nama komputer kita sebagaimana
yang telah terdaftar pada Samba server (PDC) sebagai user mesin, dalam contoh ini
penulis akan memberikan nama komputer yaitu zuni. Dan jangan lupa untuk memilih
radio button Member of dengan pilihan Domain: dan pada text box tersebut isilah
dengan nama domain METRAN (samakan dan isi dengan nama Workgroup dari samba
server yang menjadi PDC dalam contoh ini penulis mengisi dengan nama domain
METRAN) selanjutnya tekan tombol OK. Dan kemudian muncul window seperti tampak
pada gambar-8.


Gambar-8. Window login untuk ijin akses join ke domain (PDC)
 Pada gambar-8 ini kita cukup isi Username dan password dengan user administrator
samba (dalam contoh ini pada samba server admin nya adalah root , dengan asumsi pada
samba server sudah ditambahkan user root sebagai user samba juga . smbpasswd –a root)
beserta passwordnya. Jika username dan password benar maka setelah ditekan tombol
OK akan muncul message dialog seperti tampak pada gambar-9.


Gambar-9. Welcome message to domain

Jika gagal join ke domain padahal kita yakin dengan benar telah melakukan langkahlangkah
seperti pada gambar-7 dan 8, maka sepertinya kita harus melakukan konfigurasi
registry windows kita. Untuk melakukan modifikasi value pada registry kita dapat
melakukannya dengan tools regedit . Untuk memulai konfigurasi registry , pilihlah menu
run pada main menu selanjutnya akan muncul window run program seperti pada gambar-
10 berikut ini.


Gambar-10. Window Run program
Pada window run program ketiklah kata regedit. Kemudian akan muncul window
Registry Editor seperti tampak pada gambar-11.


Gambar-12. Registry Editor - Netlogon - Parameters
Pada gambar-12 selanjutnya kita pilih dan klik pada window bagian kanan, yaitu
parameter requiresignorseal . Maka selanjutnya akan muncul window dialog seperti
tampak pada gambar-13.





Pada gambar-13 , selanjutnya kita isi bagian Value data dengan Angka 0. Dan pilihan
Base dipilih Hexadecimal kemudian tekan tombol OK.

Kofigurasi disisi windows XP telah kita lakukan maka untuk selanjutnya silahkan dicoba
logon ke domian METRAN dengan account user yang terdaftar pada samba server. 


Referensi: 
  • Using Samba, 2nd Edition, By Jay Ts, Robert Eckstein, and David Collier-Brown 2nd Edition, February 2003 , O'Reilly & Associates, ISBN: 0-596-00256-4
  • www.samba.org



Penjelasan Radius Server

Bagaimanakah kabar anda diakhir bulan ini. pasti baik kan? oke langung saja saya akan menjelaskan beberapa point tentang radius server dan sedikit pengertian tentang radius server, monggo disimak
Radius server bertugas untuk menangani AAA (Authentication, Authorization, Accounting). Intinya dia bisa menangani otentikasi user, otorisasi untuk servis-servis, dan penghitungan nilai servis yang digunakan user.Radius server bisa dibedakan menjadi dua :
  • Internal Mikrotik
  • Eksternal
Hotspot bisa menggunakan internal radius mikrotik, bisa juga menggunakan eksternal. Jika tidak bisa mengautentikasi pada lokal database mikrotik, jika telah dispesifikasikan, maka hotspot mikrotik bisa mencari pada radius eksternal.
User Manager, bisa digunakan untuk mengatur :

  1. Hotspot
    Hotspot pada saat connect ke radius dispesifikasikan sebagai sebuah tools (biasanya berupa router) sehingga bisa connect ke server radius tanpa menspesifikasikan dirinya sebagai user.
  2. User
    adalah user yang kita buat baik pada lokal database mikrotik melalui user manager sendiri, atau pada radius eksternal.

 Akan tetapi jika mau lebih reliable maka sebaiknya radiusnya dipisah alias beda host.
karena bisa dibuat satu database user, bisa dibuat roaming, dari mikrotik lain bisa login dan banyak lagi kelebihannya.
Sedikit Penjabaran tentang Radius Server
Pernahkah anda tau apa itu radius??
Mungkin yang anda bayangkan adalah seberapa jauh jangkaun yang bisa di capai, itu yang di sebut radius.
  • Tapi yang satu ini adalah Radius Server.
  • Apa itu radius server
  • Apa kegunaannya
  • Apa keunggulannya

Baik saya akan sedikit jelaskan mengenai RADIUS SERVER, server yang satu ini sebenarnya bukan dimaksudkan untuk mengetahui berapa jauh yang dapat di jangkau dari sebuah koneksi, melainkan radius server ini di build sebagai server authentication. Jadi kita bisa kontrol semua security dari satu server saja.
Radius server sangat berguna untuk mengontrol user-user atau customer yang ada jauh dari jangkauan, jadi kita hanya pantau dari server radius tersebut untuk security authenticnya. Selain kita bisa mengontrol user kita bisa kontrol semua limit traffic yang akan di lewatkan ke end user.
Radius server memiliki banyak keunggulan, selain kontrol menjadi terpusat, anda bisa merangkum dan membuat beberapa report access atau trafick dengan mudah. Selain itu banyak sekali yang menjual dan menyediakan beberapa aplikasi pengontrol radius server, sehingga bisa di kontrol dari web dan dari manapun anda berada. Lebih simple dan mudah.


KonfigurasiRadiusServer


sumber : http://denyekawicahyo.com/penjelasan-radius-server.html
Powered by Blogger.